Translate

Senin, 05 September 2011

Sebuah potret penanganan kegawatdaruratan di Indonesia

Sore ini gw lg duduk-duduk santai di rumah ketika tiba-tiba hp gw berdering. Kakak gw ternyata in line. Ketika gw angkat perasaan gw langsung ga enak ngedenger suara kakak gw yg panik dan terburu-buru.

Kakak: "mah, berapa nomer ambulans?!"
Gw: hening. Masih mencoba mengidentifikasi apa yang terjadi.
Kakak: "berapaa??!!"
Gw: "65303118"
Kakak: "aduh, bisa lu telpon ga?!gw lg di tugu tanah baru, gw baru liat kecelakaan, motor sm pengemudinya dilindes mobil! Di depan mata gw sendiri!!"
Gw: shock. "OKE!!"

Gw lgsg adrenalin rush. Buru-buru gw lari ke lantai bawah rumah dan menyambar gagang telepon. Gw tekan nomer call center pusat pelayanan ambulans gawat darurat tadi. 65303118. Gw udah mulai gak sabaran ketika si nomer tujuan ga menjawab. Cuma bunyi tuut-tuut nada sambung yg memilukan. Gw makin deg-degan mikirin keadaan si korban kecelakaan tadi.

Oh maan! Dilindes mobil?! Frakturnya udah kaya apa? Bleedingnya bisa tertangani ga? Apa korbannya butuh RJP? Yang notabene harus dikasih 4-6 menit pasca trauma sebelum semuanya terlambat?
Gw udah mengumpat dalam hati karena telepon gw yg kedua ga dijawab juga.

Gw langsung putar otak. Gw tau ada rumah sakit yang cukup bagus dan cukup sering gw kunjungi yang berlokasi ga jauh dari tkp. Karena yang gw pelajari dari materi kegawatdaruratan di kuliah, Indonesia menggunakan sistem ambulans terpadu yang juga mengintegrasikan armada ambulans rumah sakit sekitar dengan armada ambulans mereka sendiri.

Buru-buru gw cari nomernya. Alas lagi! Nyambung tapi ga ada yang ngejawab. Gw coba sabar dan akhirnya di telepon gw yang kedua panggilan gw dijawab.

CS: "selamat sore dgn RS X"
Gw: "sore mbak, maaf apa bisa minta kirimkan ambulans ke tugu tanah baru?ada kecelakaan mbak disana"
CS: "waduh, tugu tanah baru yaa..hmm..waduh..gabisa mbak, kami gabisa kirim ambulans"
Gw: shock. "kenapa mbak?!"
CS: "ya bukan gini prosedurnya mbak, biasanya kalo ada gini2an yg ngurusin polisi mbak, bukan kita.."
Hening. Gw speechless..

Oh man! yg dibutuhkan sama korban ini pertolongan kegawatdaruratan paramedis! Cek ke tkp oleh polisi emang perlu, tp gimana nyawa korban ini?!

Gw tarik napas panjang. Gw telepon pusat pelayanan ambulans gawat darurat lagi. 65303118 lagi. Kali ini dijawab.
AGD: "sore ambulans, ada yang bisa dibantu?"
Gw: "sore mbak, bisa minta tolong kirimkan ambulans ke tugu tanah baru depok?ada kecelakaan disana mbak"
AGD: "wah ada kecelakaan ya..dimana?"
Gw: "tugu tanah baru depok mbak."
AGD: "ah ya..gitu ya..hm..wah maaf mbak ambulans kita unitnya lagi dipake semua.."
Gw: "waduh gitu ya mbak, apa bisa dicari alternatif lainnya ya mbak? Apa kek gitu"
AGD: "ah maaf banget mbak, saya gatau, kami gabisa bantu"
Gw gondok. "mbak, ini kan pusat pelayanan ambulans gawat darurat nasional, apa bener2 ga ada alternatif?"
AGD: "yah mau gimana lagi mbak.."

Gantung. Ya Allah gimana nasib korban tadi? Sial..di momen ini gw bener-bener ngerasa bodoh dan useless. Man, gw mahasiswa kedokteran yang udah pernah diajari teori menghadapi situasi kegawatdaruratan kaya gini. Dan gw sudah menjalankannya dengan benar! Tapi apa? Ternyata kenyataan emang ga semanis teori. Ternyata gw ga bisa mengaplikasikan teori itu ke dunia nyata.

Di pelajaran Pertolongan kegawatdaruratan yg gw dapet di kuliah gw udah diajari algoritma menangani situasi seperti ini. Setelah amankan lokasi lalu aktifkan SPGDT. Gw disuruh ngapalin nomer2 darurat penting in case something bad really happen. Dan, ya, gw menghapalnya. Gw bahkan diajari praktik drama neleponnya. Tapi apa? Kenapa kenyataannya kaya gini? Ya Allah..

Dalam ke desperate-an gw, gw pencet nomer call center polisi, 114. Ga ada jawaban juga. Gw telepon lagi. Masih ga diangkat.

Yth bapak, ibu pemimpin semua layanan gawatdarurat. Kalau tidak diangkat kenapa nomer-nomer penting ini anda sebarluaskan di mobil2 anda, di surat kabar, internet, dll, yang membuat kami mengira kami dapat benar2 menjangkau dan memperoleh bantuan anda di saat-saat kritis hidup kami?

Akhirnya gw telepon 108, gw tanya nomer kepolisian depok. Dapat. 02177202414. Segera gw telepon, gw jelaskan duduk perkaranya dan di akhir laporan pak polisi tsb berjanji bakal segera ke tkp.

Akhirnya. Terima kasih 108. Terima kasih pak polisi.

Setelah semua ini berakhir, gw dialog sm ibu. Ibu bilang mungkin wajar si rumah sakit dan ambulans tadi 'menolak' permohonan gw. Ibu bilang semua di dunia ini butuh uang, termasuk untuk memanggil ambulans di situasi gawat darurat yang bahkan mengancam nyawa. Mungkin akan beda jadinya kalo gw bilang "akan saya bayar sekarang juga!" atau apalah itu. Ibu mengatakan bahwa ga semua yang gw pelajari secara teoritis di kampus bisa gw praktikkan di masyarakat.



Yang terhormat ibu menkes, bapak presiden, bapak ibu pimpinan pusat layanan gawat darurat di Indonesia, sekarang saya punya beberapa pertanyaan:

Bisakah anda menambah jumlah unit ambulans? Hal ini tentu akan sangat membantu masyarakat anda terselamatkan dari situasi gawat darurat.

Bisakah anda mengalokasikan dana lebih untuk sektor penanganan gawat darurat?

Bisakah anda mengingatkan officer2 anda untuk lebih berempati terhadap masyarakat?

Bisakah anda terus menyempurnakan mekanisme akses masyarakat terhadap layanan anda?

Mohon maaf apabila saya ternyata memang hanya seorang bocah mahasiswa kedokteran yang tidak tahu apa2. Tapi saya harap masyarakat anda yang lain, yang sangat menggantungkan harapan dan kepercayaannya pada anda, tidak perlu mengalami hal seperti ini.

4 komentar:

Norman Hendrawan Gultom mengatakan...

welcome di dunia kesehatan Indonesia. hehe. kejam sih, tapi bener kata lo Fat. nyatanya gak semanis teori dan semanis luar negeri. -_____-

Fatianur Fadhila mengatakan...

Sedih ya. Terlalu banyak birokrasi yg dipersulit karena uang. Bahkan untuk hal sepenting itu..

Ayo fat kita berjuang dibidang kita masing-masing. Bangun Indonesia :D

Rievinska R. Firsty mengatakan...

kak fatma aku jadi inget kecelakaan aku kak abis baca artikel kakak dan yeah, speechless ngeliat betapa mirisnya realita penanganan kedaruratan di indo
ayo kak, kita berjuang biar ke depannya kejadian kaya gini lagi! masa depan indonesia di tangan kita kak ;))

indonesiatooverseas mengatakan...

Seru juga tuh ceritanya. Gitu deh, kata orang sih karena di negeri ini, kapitalisme betul2 mencengkram kuat hingga ke sumsum hampir semua penghuninya. Semoga para muda yg masih punya idealisme ini mampu memberikan yang terbaik.

O. ya. saya sudah join blog Anda nih, silakan follow juga blog saya, siap tau tertarik, hehe. Makasih.
indonesiatooverseas