Halo semua! Apa kabar?
Mau sedikit berbagi nih, ada yang sedikit membuat gue
terharu hari ini :’)
Barusan gue iseng masuk eks-kamar gue di rumah untuk mencari
sesuatu (kamar ini sekarang sudah beralih fungsi menjadi gudang tambahan :”D,
dan setelah menemukan barang yang gue cari, tiba-tiba setelah gue menyibak
sebuah tirai gue melihat sesuatu yang membuat gue terpana!
Tenang..bukan tuyul atau jin beranak seperti di film Suzanna
kok :”D
Yang gue lihat tidak lain dan tidak bukan adalah: Tas kertas
putih berukuran sedang yang penuh bertuliskan huruf-huruf kanji (yang sampai
sekarang gue pun belum tahu artinya apa hahaha). Dan ya Ampun, ini tas
kesayangan gue banget! Tas ini punya sejuta memori indah yang akan selalu gue
kenang sepanjang masa! Tas ini mengingatkan gue pada 15 hari di bulan Desember
tahun 2009; masa-masa pertukaran pelajar waktu AFS saat SMA dulu. Tanpa pikir
panjang lagi, dengan penuh haru biru gue membuka tas kertas berkarakter kanji
itu :”””””D
Dan SubhanAllah, semuanya masih lengkap! Satu set baju
semi-yukata hadiah dari host mom,
hadiah-hadiah dari teman-teman di SMA Maruoka, SMA tempat gue sekolah selama 6
hari dulu. Boarding Pass, kartu
hotel, brosur tempat wisata, foto-foto bersama host family, teman-teman, kertas origami, COKLAT (yang pastinya
sekarang sudah kadaluwarsa dong hahaha), mini-bento-set, beberapa oleh-oleh
yang belum sempat gue berikan (parah banget!hahaha), dan SURAT! Yaps, surat.
Gue jadi ingat salah satu kebiasaan orang-orang Jepang yang
sangat gue kagumi. Mereka suka banget memberikan purezento/hadiah ke orang-orang (atau at least orang baru/tamu karena gue kebanjiran hadiah hehehe).
Purezentonya mulai dari coklat (yang sampai sekarang gue putuskan untuk tidak
memakannya sebagai kenang-kenangan :”D), permen karet, buku Komik (gue dikasih
komik Doraemon donggg, rupanya kefanatikan gue sama Doraemon sudah sebegitu
legendarisnya di sekolah :”D), gantungan HP, sampai bento-set. Astaga hadiah
bento-set Rilakkuma ini yang paling terkenang banget sampai sekarang, tadi pun
waktu melihatnya lagi gue memerlukan senyum-senyum sendiri :””D. FYI, bento-set
Rilakkuma ini dihadiahkan oleh seorang siswa senior cowok di SMA gue, dan
sayangnya, ganteng, ramah, dan sopan ga ketulungan..HAHAHA pantes paling
diingat! #tempelengdirisendiri
Tapi tenang bukan bento-set Rilakkuma itu kok yang paling
bikin gue terharu. Yang paling bikin gue terharu adalah waktu membaca
surat-surat yang ditulis untuk gue. Astaga, kebiasaan orang Jepang untuk
menulis surat buat tamu-tamu mereka ini membuat mereka minta dipeluk banget
sih! :”D
Mereka tidak pernah malu menulis hal-hal yang emosional atau
melankolis di surat, bahkan mereka memberikan suratnya langsung kepada kita di
hari-hari terakhir pertemuan dan mempersilakan kita untuk membacanya di tempat.
Tentu saja hal ini sukses membuat gue menangis terharu waktu membaca beberapa
surat, terutama surat dari Okaasan dan Anna-chan (host Mom dan host sister gue waktu homestay di Fukui).
Ohiya, anak muda Jepang suka banget purikura!! Purikura
adalah semacam photobox ++. Kenapa
gue bilang plus-plus, karena berbeda dari photobox
di Indonesia, Purikura di Jepang punya efek dramatis yang membuat siapapun
yang foto didalamnya jadi terlihat lebih cantik dan ganteng (ini serius lho :”D).
Sepertinya mereka punya teknologi face
detector atau apapun itu sehingga tiba-tiba mata kita terlihat seperti
memakai eyeliner tebal, bibir mengkilap bak pake lipstik, pipi halus dan
lainnya. Sukses banget membuat gue yang culun waktu SMA terlihat lebih kece :”D
Berkaitan sama kebiasaan mereka menulis surat, banyak yang
juga memasukkan purikura mereka ke dalam surat. Ide bagus sih untuk memastikan
si penerima surat akan ingat selamanya sama pemberi surat.
Nah untuk menutup posting ini gue mau mencantumkan beberapa
kalimat di surat-surat favorit gue. Parah, surat dari orang ini sukses membuat
gue bertekad selapis baja (#5CMstyle) untuk kembali ke Jepang dan bertemu
mereka :”D
Ya Allah berikan hamba waktu dan kesempatan untuk kembali
kesana, aamiin :”)
1. “How about Hayashi ‘s
home? How about the meal? Were you able to sleep well? Though I wanted to hear it
a lot, I could not talk and listen in
English. I’m sorry..
Please grant a dream
to become a doctor. I pray in spite of being a shade, Fatima is all right.”
-sepenggal surat
dari Okaasan (host Mom gue,
astagaaa..gue baru sadar rupanya sebegitu khawatir dan concernnya beliau sama gue waktu gue tinggal di rumahnya. Beliau
memang gue akui tidak fasih berbahasa Inggris sama sekali, tapi gue tahu beliau
sangat berusaha untuk membuat gue nyaman di rumah sederhananya. Gue jadi suka
tertawa sendiri kalau ingat bagaimana dulu gue berkomunikasi sama keluarga dan
teman-teman disana –CAMPURSARI banget hahaha! Sepatah kata Inggris sepatah kata
Jepang, tanpa grammar tentunya
hahaha. Eh tapi mungkin usaha gue untuk sebisa mungkin berkomunikasi dengan
mereka ini mereka sambut dengan sangat baik lho. Di akhir periode homestay meskipun culun gue jadi exchange student yang paling banyak
dapat surat, bahkan bila dibandingkankan bule-bule Australia yang cantik dan
ganteng sesame exchange student satu
sekolah. Waktu gue iseng tanya ke Anna-chan, itu katanya mungkin karena mereka
tidak merasa takut berinteraksi dan berbicara sama gue, yang menurut mereka
cukup mengerti bahasa Jepang dan artis-artis Jepang. (padahal PLIS BANGET gue cuma
selalu
bilang Ohayou atau Konnichiwa, atau Arigatou, atau tersenyum sambil mengangguk-angguk bilang Daijobu kalau ada teman-teman yang
sedang berusaha menyampaikan sesuatu ke gue sampai desperate hahaha :”D). Dan
soal surat host Mom gue yang
mendoakan gue jadi dokter, gue bahkan lupa kapan gue pernah berbicara soal itu
ke beliau..terharu :”D
2. Surat dari Anna-chan (yang penuh purikuranya hahaha)
“I am very sad when I
think it to be parting with you in present days. I had Fatima and a lot of
talks for these days and was very fun. If there is the opportunity when Fatima
comes to Japan again, please come to my house. I wait anytime.”
-sepenggal kalimat
dari suratnya Anna-chan. Parah host
sister gue yang satu ini bikin kangen banget! Gue jadi inget hari-hari di rumah
keluarga Hayashi yang sering gue habiskan begadang malam-malam untuk
mengobrolkan apapun (See, we can chat a
lot! Meskipun bahasa Inggris doi dan bahasa Jepang gue dangdut hahaha).
Ya Allah izinkan aku menulis cita-citaku disini: suatu saat
aku akan ke Jepang lagi! Aamiin :”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar